[The AsiaN Video for Indonesian] Korea Utara Berusaha Mengatasi Inflasi
Halo! Saya Meidyana Rayana dari Indonesia.
Berikut adalah berita mengenai perekonomian Korea Utara.
Menurut seorang pakar, Korea Utara tampak sulit menghadapi inflasi, salah satu yang terberat dalam upaya untuk mengembangkan ekonominya.
Pakar tersebut yang baru saja kembali dari yongyang, mengatakan bahwa gaji telah dinaikkan untuk menghadapai harga yang meningkat dan bahwa Majelis Tertinggi (SPA) akan mendiskusimen bagaimana meningkatkan produksi. Namun pemerintah tidak menjelaskan bagaimana melakukannya, menurut pakar yang meminta dirinya untuk dirahasiakan.
Ekonomi telah didiskusikan pada September 25 namun sejauh ini Pyongyang baru melaporkan parlemen “rubber stamping” menetapkan undang-undang pendidikan baru. Sebagian mengatakan bahwa masalah ekonomi telah didiskusikan namun belum dipublikasikan.
Pakar tersebut mengatakan bahwa masalah yang didiskusikan adalah masyarakat menghasilkan pendapatan lebih tinggi namun daya beli menurun.
Harga beras di Korea Utara naik dari April lalu 3.600 won menjadi 6.800 won. Masalah ini dikarenakan ketidak mampuan pemerintahan saat ini untuk mencukupi kebutuhan material. Sementara itu masyarakat yang tidak percaya pada won setelah reformasi mata uang yang merusak pada 200, mencari mata uang China Yuan, Dollar Amerika dan Euro untuk menyekat ketidakstabilan ekonomi.
Hasil panen masyarakat yang tidak mampu digerakkan untuk peringatan 100 tahun ulang tahun Kim Il-Sung, pendiri Korea Utara pada April lalu juga menjadi factor inflasi, menurut pakar tersebut.
Usaha memodernisasikan ekonomi Negara, menurut pemerintah Korea Utara, 70 persen output harga pasar dan input untuk melaksanakan system baru ditanggung pemerintah. Namun dipercaya bahwa kekurangan uang merupakan hambatan.
Berita menarik lainnya dapat anda baca di situs The Asian di theasian.asia.
Terima kasih.
Beras 6.800 won itu per apa? per kilo, per kwintal atau perbutir mbak…