[The AsiaN Video for Indonesian] Dari Ikebana Hingga Manga dan Diluarnya: Diplomasi Budaya dan Publik Jepang Berevolusi

Halo! Saya Meidyana Rayana dari Indonesia. Berikut adalah ulasan mengenai upaya Jepang menempatkan perannya di panggung internasional saat ini, menurut Kazuo Ogoura, Mantan Presiden Japan Foundation.

Setelah Perang Dunia ke II, Jepang menghadapi tantangan berat bukan hanya untuk membangun negara yang porak-poranda namun juga membangun imagenya di dunia internasional. Sejak itu, diplomasi kebudayaan dan publik Jepang telah melewati evolusi yang komple dan telah beradaptasi berulang kali terhadap perubahan dunia.

Mantan Presiden Japan Foundation, Kazuo Ogoura, mengatakan bahwa upaya pemerintah Jepang untuk mengubah image Jepang di mata internasional telah berubah dari masa ke masa.

Pada 1960-1970an, Jepang berusaha untuk menunjukkan pada dunia bahwa Jepang adalah negara yang damai.

Jepang memberikan bantuan dana asing ke Timur Tengah dan pertukaran kebudayaan.

Pada tahun 1980an, Jepang mengubah pandangan domestik dan internasionalnya dengan menanamnkan ide “internasionalisme” dan membuka diri bagi dunia internasional dan mengembangkan perannya di dunia internasional termasuk ASEAN, bersama China dan Korea.

Pada 1990an saat Jepang menghadapi kemunduran ekonomi, Jepang mencari jalan dengan menjual budaya pop Jepang yang sangat populer di Cina dan Korea.

Namun menurut Ogoura, hal ini menjadi kelemahan Jepang dengan terlalu banyaknya focus yang tidak jelas serta ketidakmampuan Jepang saat ini untuk mendefinisikan perannya dalam masyarakat internasional, khususnya sekarang dimana ketergantungan negara-negara di Asia Timur meningkat.

Berita menarik lainnya dapat anda baca di situs The AsiaN di theasian.asia

Terima kasih.

news@theasian.asia

Search in Site